**Senin, 08 April 2013**
**ADSL dan FDDI**
kel : (Wakhit Dwijayanto 10.01.53.0184 - Deni Budi Setiawan 09.01.53.0023)
ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) adalah suatu teknologi
modem yang bekerja pada frekuensi antara 34 kHz sampai 1104 kHz. Inilah
penyebab utama perbedaan kecepatan transfer data antara modem ADSL dengan modem
konvensional (yang bekerja pada frekuensi di bawah 4 kHz). Keuntungan ADSL
adalah memberikan kemampuan akses internet berkecepatan tinggi dan suara/fax
secara simultan.
ADSL dapat mensupport pengiriman
data dari 1,5 sampai 9 Mbps saat menerima data atau lebih dikenal dengan
downstream rate dan dari 16 sampai 640 Kbps saat mengirim data atau lebih
dikenal dengan upstream rate. ADSL membutuhkanmodem khusus ADSL. ADSL sangat populer
dewasa ini di hampir seluruh belahan dunia yang juga lebih dikenal sebagai
jenis dari teknologi Internet Broadband.
Pada tahun 2006 PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk (PT.Telkom)
mengaplikasikan teknologi jaringan ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line)
pada jaringan teleponnya dan memasarkannya dengan label Telkom Speedy. ADSL
adalah jenis teknologi akses internet melalui kabel tembaga saluran telepon
yang sama digunakan oleh teknologi Dial-up.
Kelebihannya ADSL yang pada
awalnya hanya dapat mendukung akses data hingga 1 Mbps, kini dengan
perkembangannya dapat mendukung pengiriman akses data dari 1,5 Mbps hingga 9
Mbps saat menerima data (Down-stream rate) dan dari 16 Kbps hingga 640 Kbps
saat mengirim data (Up-stream rate). Hingga kini teknologi ADSL sangat populer
penggunaannya seluruh dunia sebagai teknologi jaringan Internet Broadband.
Tentunya sangat jauh jika
dibanding dengan teknologi sebelumnya yaitu Dial-up. Dengan kecepatan seperti
itu kegiatan berselancar tidak hanya pada data berbasis teks, tetapi juga
grafik dan gambar, juga multimedia (teks, grafik, gambar diam/bergerak, dan
suara).
Perkembangan selanjutnya yang
terjadi adalah bahwa akses Internet kini tidak hanya melalui kabel (wire) saja
tetapi juga melalui jaringan non-kabel (wireless) yang disalurkan melalui
gelombang elektromagnetik seperti Wifi (Wireless Fidelity) seperti Hotspot,
Access Point, Point to Point, Direct Satellite dsb, juga melalui Jaringan GSM
dan CDMA yang sifatnya lebih bergerak (mobile) fleksibel sehingga kita dapat
mengakses Internet di manapun dan kapanpun, baik dalam keadaan diam (fixed,
stationer) maupun bergerak (mobile).
1.
Pengertian Fiber Distributed Data
Interface (FDDI)
Fiber Distributed Data
Interface (FDDI)
merupakan teknologi jaringan berkecepatan 100-Mbps dengan menerapkan metode
token-passing. FDDI berbeda dengan teknologi Token Ring yang lama, dengan
menerapkan dual-ring yang menggunaan kabel serat kaca.
FDDI kebanyakan digunakan
sebagai teknologi backbone kecepatan tinggi oleh karena dukungannya untuk penyediaan bandwidth yang
lebih besar daripada kabel tembaga biasa.
FDDI menggunakan
arsitektur dual-ring dengan lalu lintas pada tiap ringnya saling berlawanan
arah (disebut counter-rotating). Arsitektur dual-ring terdiri dari
primary dan secondary ring. Dengan arsitektur demikian, ketika ring primer ada
kegagalan maka jaringan FDDI masih dapat berfungsi dengan secara otomatis
menggunakan ring secondary. Ring primer adalah ring default yang akan digunakan
untuk pengiriman data dan ring secondary akan selalu idle, kecuali dibutuhkan.
Standards
FDDI dikembangkan oleh American National Standards Institute(ANSI) X3T9.5
pada pertengahan tahun 1980an, dan diadopsi oleh International
Organization for Standardization (ISO).
2. Media Transmisi FDDI
FDDI menggunakan serat
kaca sebagai media transmisi utamanya, namun juga dapat menggunakan media
transmisi kabel tembaga dengan menggunakan spesifikasiCopper Distributed
Data Interface (CDDI).
FDDI mendefinisikan dua
tipe kabel serat yang dapat digunakan, yaitu Single-mode–Kabel
serat single-mode memungkinkan hanya satu mode cahaya untuk
penghantaran melalui serat. (Sebuah mode adalah sebuah cahaya yang masuk dalam
fiber pada sudut pantulan tertentu.), dan Multimode – Serat
Multimode memungkinkan beberapa mode cahaya yang dirambatkan melalui kabel
serat. Gambar di bawah ini menunjukkan single-mode fiber menggunakan sebuah sumber
cahaya laser dan multimode fiber menggunakan sumber cahya LED.
Perbandingan antara Single
Mode dan Multimode Fiber: Serat Single-mode menyediakan
kapasitas lepar pita transmisi yang lebih besar dan rentang panjang kabel serat
yang lebih jauh daripada multimode fiber. Hal ini disebabkan oleh adanya
beberapa mode perambatan cahaya pada kabel serat yang dapat menghantarkan pada
jarak yang berbeda-beda. (tergantung pada besarnya sudut pantulan). Dengan
adanya kondisi tersebut menyebabkan setiap cahaya datang di tujuan pada waktu
yang berbeda. (Keadaan ini disebut dengan modal dispersion.) Kabel serat
single-mode seringkali digunakan untuk menghubungkan antar gedung, sedangkan
kbel serat multimode sering kali digunakan untuk menghubungkan ruang atau
lantai dalam satu gedung. Kabel serat multimode menggunakan Light-Emitting
Diodes (LEDs) sebagai alat untuk menghasilkan cahaya, sedangkan
single-mode secara umum menggunakan sinar laser.
3. Spesifikasi FDDI
Spesifikasi FDDI standar
didefinisikan dalam 4 spesifikasi, yaitu:
a. Media Access Control (MAC) – Spesifikasi
MAC mendefinisikan bagaimana suatu media transmisi diakses, termasuk definisi
format frame, penanganan token, pengalamatan, algoritma perhitungan cyclic
redundancy check (CRC), dan mekanisme error recovery.
b. Physical Layer Protocol (PHY) – Spefisikasi
PHY mendefinisikan prosedur enkoding/dekoding data, kebutuhan clock, framing
dan fungsi lainnya.
c. Physical Medium Dependent (PMD) — PMD mendefinisikan karakteristik
media tarnsmisi, termasuk sambungan serat kaca, level listrik, bit error rates,
komponen optik, dan konektor yang dibutuhkan.
d. Station Management (SMT) — Spesifikasi SMT mendefinisikan
konfigurasi stasiun FDDI, konfigurasi ring, dan kontrol terhadap ring, termasuk
penambahan dan pengurangan stasiun baru, inisialisasi, perlindungan terhadap
kegagaan dan recovery, penjadwalan, dan koleksi data statistik tentang jaringan
FDDI.
Gambar di bawah ini menunjukkan 4 spefisikasi
FDDI, dan hubungan satu dengan lainnya dan hubungannya dengan sublapisan
Logical Link Control (LLC) :
Gambar
4. Spesifikasi FDDI
Ada spesifikasi
FDDI dan model OSI, yaitu spesfikasi fisik dan media-access dari model Open
System Interconnection (OSI) dan serupa dengan IEEE 802.3 Ethernet dan
IEEE 802.5 Token Ring dalam relasinya dengan model OSI.
Gambar berikut
menunjukkan spesfikasi FDDI dan hubungannya dengan model OSI:
Gambar 5. Spesifikasi
FDDI model OSI
4. Tipe Peralatan
FDDI
Ada tiga tipe
peralatan/perlengkapan FDDI, yaitu:
a. Single-Attachment
Station (SAS),
Single-Attachment Station
(SAS) adalah sebuah SAS dipasangkan hanya ke salah satu ring FDDI melalui
sebuah concentrator, yang dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 6. Tipe SAS FDDI
b. Dual-Attachment Station (DAS)
Dual-Attachment Station (DAS) – Setiap FDDI
DAS memiliki 2 port, ditentukan dengan A dan B. Port-port tersebut
menghubungkan DAS ke dual ring FDDI. Oleh karena itu, setiap port menyediakan
sebuah koneksi untuk kedua ring, baik primer maupun sekunder. DAS dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 7. Tipe DAS FDDI
c. Concentrator (Dual-Attachment
Concentrator [DAC])
Concentrator FDDI (juga disebut dengan
dual-attachment concentrator
[DAC]) adalah “bangunan” penting dari sebuah jaringan
FDDI. Concentrator terpasang langsung bak dengan ring primer maupun sekunder,
dan menyakinkan bahwa kegagalan atau listrik mati pada sembarang SAS tidak
menjadikan ring mati. Hal ini akan sangat bermanfaat ketika peralatan yang
dipasang adalah peralatan yang sering dimatikan atau dihidupkan, contohnya
adalah PC. Gambar berikut menunjukkan terpasangnya SAS, DAS dan concentrator
pada ring FDDI:
Gambar 8. Tipe
Concentrator FDDI
5. Toleransi Kegagalan
FDDI
FDDI menyediakan beberapa
mekanisme untuk mendukung toleransi kegagalan pada jaringan FDDI, yaitu :
a. Dual Ring
Dual Ring adalah
konfigurasi utama untuk toleransi kegagalan untuk semua jaringan FDDI. Dual
ring adalah kemampuan utama dari FDDI untuk menangani kegagalan pada
jaringannya. Jika sebuah stasiun pada dual ring gagal atau mati, atau kabel
rusak, konfigurasi dual ring secara otomatis melakukan “wrapped” (kembali ke
dirinya sendiri) menjadi satu ring. Ketika ring di “wrapped”, topology dual-ring menjaditopology
single-ring.
Gambar 9. Dual Ring
- Ring Recovery after a Station Failure
Ketika sebuah stasiun mengalami kegagalan,
perlengkapan yang berada di kedua sisinya akan di “wrap” membentuk ring
tunggal. Operasi jaringan akan dilanjutkan kembali untuk stasiun yang masih
terhubung pada ring.
- Ring Recovery after a Cable Failure
Ketika kabel mengalami kegagalan, peralatan
yang berada di kedua ujungya akan melakukan “wrap”. Dan kemudian jaringan
beroperasi kembali.
- “Recovery” after
Multiple Faults
Ketika dua atau lebih
kegagalan terjadi, ring FDDI dibagi menjadi dua atau lebih ring yang independen
yang tentu saja tidak memungkinkan satu ring dengan ring lainnya saling
terinterkoneksi.
- Optical Bypass
Switch
Sebuah optical bypass
switch menyediakan operasi dual-ring secara berkelanjutan jika sebuah perangkat
pada dual ring mati atau gagal.
b. Dual Homing
Dual homing menyediakan sebuah konfigurasi yang redundan untuk
perangkat yang kritis pada jaringan FDDI. Perlengkapan penting seperti router
atau mainframe dapat menggunakan teknik dua-homing yang menyediakan tambaan
perlengkapan yang serupa untuk mendukung operasi yang kritis. Dalam situasi dual-homing,
perlengkapan yang kritis dihubungkan ke dua concentrator. Satu pasang sambungan
concentrator dinyatakan sebagai sambungan aktif, dan pasangan lainnya
dinyatakan sebagai passive.
Gambar 10. Model Dual-Homing
Sambungan passive akan
terus berada pada status backup sambungan, sampai sambunan primer dinyatakan
gagal. Ketika hal ini terjadi, sambungan passive secara otomatis diaktifkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar